Menanamkan Nilai Moral dan Agama Sejak Usia Dini
Anak-anak pada fase pertama memiliki karakteristik ingatan yang kuat.
Sudah semestinya kita arahkan untuk menuntut ilmu dan mengajari mereka
perkara-perkara agama. Seperti menghafal al-Quran al-Karim dan sunah
nabi yang suci serta menanamkan aqidah yang benar. Umat ini amat butuh
kepada ulama yang kuat dan dai-dai yang berpandangan luas dengan
al-Quran dan sunah. Hal ini tidak akan terwujud selain dengan menuntut
ilmu sedini mungkin. Jangan katakan hal ini sulit atau mustahil.
Ibnu Muflih berkata: “Ilmu yang didapat sejak kecil lebih kuat. Sudah seharusnya memperhatikan pelajar muda, terlebih lagi mereka yang memiliki kecerdasan, penalaran dan semangat menuntut ilmu. Janganlah menjadikan usia dini, kefakiran dan kelemahan mereka sebagai penghalang dalam memperhatikan dan fokus pada mereka.”
Ibnu Abbas berkata:
“Ketika Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- wafat, aku berkata kepada seorang anak lelaki Anshar: “Ayolah kita bertanya (menuntut hadits) kepada para sahabat Nabi -shalallahu alaihi wasallam-,
sekarang ini jumlah mereka masih banyak.” Anak laki-laki itu menjawab:
“Engkau ini aneh, wahai Ibnu Abbas, apakah engkau merasa bahwa
orang-orang akan membutuhkanmu?! Bukankah para sahabat Nabi -shalallahu alaihi wasallam- masih cukup banyak seperti yang engkau tahu!” Aku pun meninggalkan anak itu dan mulai menanyai para sahabat.Ibnu Muflih berkata: “Ilmu yang didapat sejak kecil lebih kuat. Sudah seharusnya memperhatikan pelajar muda, terlebih lagi mereka yang memiliki kecerdasan, penalaran dan semangat menuntut ilmu. Janganlah menjadikan usia dini, kefakiran dan kelemahan mereka sebagai penghalang dalam memperhatikan dan fokus pada mereka.”
Ibnu Abbas berkata:
Jika merasa akan mendapatkan Hadits dari seseorang, aku akan mendatanginya dan membentangkan selendangku di depan pintu rumahnya, walau angin bertiup dan debu-debu beterbangan mengenaiku. Manakala orang itu keluar dan melihatku dia berkata: “Wahai sepupu Rasulullah, mengapa tidak engkau utus saja seseorang kepadaku dan aku akan mendatangimu?!” “Aku lebih berhak mendatangimu untuk menanyaimu…” Jawabku. Sementara anak lelaki itu masih tetap pada keadaannya. Manakala dia melihatku dalam keadaan orang-orang telah berkerumun belajar kepadaku dia berkata: “Anak muda ini lebih berakal dariku.”
Ma’mar berkata: “Aku mendengar dari Qotadah, ketika itu usiaku 14 tahun: “Tidak ada sesuatu yang aku dengar pada seusia ini melainkan seperti terpatri dalam dadaku.”
Ummu Darda berkata: “Pelajarilah ilmu dari kecil, ketika besar engkau akan mengamalkannya. Sesungguhnya apa yang dipetik adalah apa yang dulu ditanam.”
Mengajari Mereka Perkara-Perkara Syariat Yang Mesti Diketahui
Anak wajib diajarkan sejak dini perkara-perkara syariat yang harus diketahuinya, seperti shalat, puasa dan yang sepertinya. Hal itu agar mereka tumbuh dengan pertumbuhan yang saleh, seperti ungkapan: “Belajar di waktu kecil seperti mengukir di atas batu”. Contoh praktis: Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
((مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين واضربوهم عليها وهم أبناء عشر وفرِّقوا بينهم في المضاجع))
“Perintahkan anak-anak kalian shalat pada umur tujuh tahun, dan
pukullah mereka karenanya jika berumur sepuluh tahun. Pisahkan juga
tempat tidur mereka.”Sumber Menanamkan Nilai Moral dan Agama Sejak Usia Dini . islamhouse.com: Potongan artikel 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama. Salim Sholih Ahmad Ibn Madhi. Terjemah: Syafar Abu Difa. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar